EPISTEMOLOGI Oleh Jeany Putri Rasman Hadi (2101030097) 2C ILMU KOMUNIKASI
Assalamualaikum Wr.Wb
Minal Aidzin Walfaidzin Pak Faisal🙏 berikut kesimpulan materi yang saya dapat untuk materi pertemuan minggu ini.
Terima Kasih Pak..
Pengertian Epistemologi
Epistemologi dari bahasa yunani episteme (pengetahuan) dan Logos (ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang Filsafat. misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungan dengan kebenaran dan keyakinan. Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indra dengan berbagai metode, diantaranya : metode induktif, metode deduktif,
metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis
Secara terminology epistemology adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu filsafat tentang pengetahuan. Masalah utama dari epistemologi adalah bagaimana cara memperoleh pengetahuan, Sebenarnya seseorang baru dapat dikatakan berpengetahuan apabila telah sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan
epistemolog artinya pertanyaan epistemologi dapat menggambarkan manusia mencintai pengetahuan. Hal ini menyebabkan eksistensi epistemologi sangat urgen untuk
menggambar manusia berpengetahuan yaitu dengan jalan menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah yang dipertanyakan dalam epistemologi. Makna pengetahuan dalam epistemologi adalah nilai tahu manusia
tentang sesuatu sehingga ia dapat membedakan antara satu ilmu dengan
ilmu yang lainnya.
Epistemologi menurut para ahli yaitu :
1. Abdul Munir Mulkan.
Segala macam bentuk aktivitas dan pemikiran manusia yang selalu mempertanyakan dari mana asal muasal ilmu pengetahuan itu
diperoleh.
2. Mujamil Qomar.
Bagian ilmu filsafat yang secara khusus mempelajari dan menentukan arah dan kodrat pengetahuan.
3. Anton Bakker.
Cabang filsafat yang berurusan mengenai ruang lingkup serta hakikat pengetahuan.
Landasan Epistemologi.
Landasan epistemology ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode
ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang di
dapatkan lewat metode ilmiah.Tidak semua pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yakni tercantum dalam
metode ilmiah.
Epistemologi Menurut Pandangan Beragam Aliran Filsafat Dunia :
1. Epistemologi idealisme.
Epistemologi idealisme ini meniscayakan kurikulum yang
digunakan dalam pendidikan pun lebih berfokus pada isi secara objektif
menyediakan beragam pengalaman belajar sebanyak-banyaknya, pada
subjek didik untuk mampu menggerakan jiwanya pada ragam realitas yang
akan menjadikan cara berfikir dan analisnya terhadap keseluruhan realitas
pengalamnya. Pribadi Idealisme adalah pribadi yang peka terhadap realitas disekitarnya, sehingga tidak Satu pun kejadian yang dilihat dan didengarnya luput dari pikirannya. Sedemikian rupa hingga memunculkan kepribadian yang cermat dan tangkas dalam mencerna keseluruhan realitas yang
terbangun dari ruang idenya
2. Epistemologi Realisme.
Epistemologi pendidikan dalam realisme adalah proses ilmiah yang ditujukan pada hal-hal yang beraneka ragam persoalan pendidikan
seperti mengenai realitas peserta didik, pendidik, dan isi pendidikan, strategi dan lain sebagainya yang dapat digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar utama dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
3. Epistemologi Pragmatisme.
Menurut kaum pragmatisme tidaklah dikatakan pengetahuan, jika tidak membawa pada perubahan bagi kehidupan manusia. Jadi nilai pengetahuan dilihat dari kadar instrumentalianya yang akan membawa pada
akibat-akibat, baik yang, setelah atau yang akan dihasilkan oleh ide pikiran dalam dunia pengalaman nyata.
4. Epistemologi Eksistensialisme.
Epistemologi Eksistensialisme adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh setiap orang bagi dirinya sendiri. Pilihan bukanlah
soal konseptual melainkan soal komitmen total seluruh pribasi individu. Berangkat dari kebebasan sebagai corak bereksistensi, demikian tidak menempatkan individu ke dalam realitas yang abstrak tetapi individu
dilihat sebagai satu pribadi yang sungguh hadir dan konkrit. Oleh karena itu,dalam mengambil keputusan, hanya yang konkrit yang dapat mengambil keputusan atas diriku bukan orang lain.
Orang lain tidak berhak untuk menentukan pilihan dalam mengambil suatu keputusan atas apa yang dilakukan. Barang siapa yang
tidak berani mengambil keputusan, maka ia tidak bereksistensi dalam arti yang sebenarnya. Hanya orang yang berani mengambil keputusan yang dapat bereksistensi dengan mengambil keputusan atas pilihanya sendiri, maka dia akan menentukan kemana arah hidupnya.