PEMIKIRAN FILSAFAT YUNANI, BARAT, DAN ISLAM.
Assalamualaikum Wr.Wb
Hai Pak Faisal, kembali lagi sama saya Jeany Putri Rasman Hadi dengan NIM (2101030097).
Disini saya ingin mengumpulkan tugas rutin FILSAFAT KOMUNIKASI sebagaimana yang sudah bapak perintahkan.. saya mendapat materi ini dari jurnal, makalah, maupun blogspot yang ada di internet.
PEMIKIRAN FILSAFAT YUNANI, BARAT, DAN ISLAM.
{ZAMAN YUNANI (7 SM – 6 M)}
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng). Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir, ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
YUNANI KUNO
Filsuf-filsuf Yunani yang pertama tidak lahir di tanah airnya sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia Minor. Karena yang merantau itu makmur hidupnya, kemakmuran itu memberikan kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan hal-hal lain selain dari mencari penghidupan. Waktu yang terluang dipergunakannya untuk memperkuat keilmuan hidup dengan seni dan mengembangkan buah pikiran. Itu sebabnya, Miletos di Asia Minor, kota tempat mereka merantau menjadi tempat lahirnya filsuf-filsuf Yunani yang pertama. Mereka disebut filsuf alam, sebab tujuan filsafat mereka ialah memikirkan masalah alam besar, dari mana terjadinya alam.
Zaman yunani kuno dianggap sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk menungkapkan ide-idenya atau pendapat. Zaman ini dimulai dari masa ke 6 M.
Zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsif alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut theles arche itu air, Anaximandros berpendapat arche itu ‘yang tidak terbatas’ (to apeiron). Anaximenes arche itu udara, pythagoras arche itu bilangan, dan Heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (pantarbei). Parmenedes mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
YUNANI KLASIK
Zaman Yunani Klasik dimulai dengan munculnya kaum Sofis yaitu suatu gerakan dalam bidang intelektual yang disebabkan oleh pengeruh kepesatan minat orang terhadap filsafat. Kemudian munculah orang-orang yang berperan penting dalam perkembangan Yunani Klasik yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.
Menurut filsafat yunani, Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat yaitu indera, akal dan hati. Namun , akal dan hatilah yang paling menentukan. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya dalam sejarah telah terjadi perebutan dominasi siapa yang kuasa dalam mengendalikan kehidupan manusia. Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat. Sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini.
Ciri umum filsafat yunani :
adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat yunani biasanya dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal)
2. {FILSAFAT BARAT}
Filsafat Barat terbagi dalam 4 periode:
1. Zaman Kuno (600 SM 400 M).
Para Filsuf Alam (pra Socrates) Filsafat dimulai di Yunani 6 SM. Kala itu para filsuf mulai menanyakan asal mula (arche) alam, karena itu mereka disebut para filsuf alam. Maka itu terjadilah pergeseran orientasi dan mitologis ke kosmologis. Thales berpendapat unsur hakiki dari semesta adalah air. Anaximenes menyebut udara merupakan arche alam. Berbeda dari keduanya, Anaximandros menganggap “apeiron” (sesuatu yang tak terbatas) sebagai inti alam. Phytagoras menganggap alam pada hakikatnya tersusun dari angka yang ritmis.
Zaman Keemasan Yunani
Filsafat Yunani mencapai puncak pada era SPA (Socrates, Plato dan Aristoteles). Socrates muncul dengan seruannya “kenalilah dirimu sendiri” (gnothi seauton). Sejak itu pemikiran filsafat lebih mengarah pada hakikat manusia. Socrates tidak meninggalkan karyanya dalam bentuk pustaka, melainkan dituliskan oleh muridnya. Plato adalah murid socrates yang menuliskan karya-karya gurunya. Filsafatnya yang terkenal adalah tentang “dunia ide”. Menurutnya, dunia yang sebenarnya adalah dunia ide. Aristoteles adalah murid Plato yang menjadi penasihat Iskandar Yang Agung. Ia tak sependapat dengan Plato mengenai dunia ide. Menurutnya, dunia ide bukan di dunia lain, melainkan merupakan dunia kehidupan sehari-hari kita. Setiap benda menurutnya, selalu terdiri hyle (materi) dan morfe (bentuk).
2. Zaman Patristik dan Skolastik (400-1500 M)
Zaman Patristik
Patres (latin) yang berarti Bapa Gereja atau pater. Dibagi atas Patristik Yunani dan Patristik Romawi.
Zaman Skolastik
Setelah kurang lebih 1000 tahun pikiran Plotinus dalam filsafat, mulailah ia terrgeser oleh Aristoteles yang dikenalkan oleh para filsuf Islam. Skolastik (latin) berarti guru, karena filsafat kaal itu mulai diajarkan di sekolah-sekolah biara dan universitas dengan kurikulum tetap.
3. Zaman Modern
Renaissance Dinamakan zaman Renaissance (kelahiran kembali), karena kala itu kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dihidupkan kembali. Zaman renaissance terjadi pada tahun 1400 s.d. 1600 M. Pembaharuan terpenting pada renaissance adalah “antroposentrisme”-nya. Pusat pemikiran tidak lagi kosmos, seperti pada zaman Yunani Kuno, melainkan manusia. Mulai saat itu manusia dianggap sebagai titik fokus kenyataan.
Zaman Barok
Perhatian pada kemampuan akal lebih ditekankan. Sebagian besar filsufnya adalah matematikus yang menggunakan matematika sebagai dasar filsafat. Tokohnya adalah Rene Descartes, Baruh Spinoza, dan George Leibniz.
Zaman Pencerahan
Dikatakan sebagai Aufklarung (Jerman) atau Enlightenment (Inggris) karena setelah semakin rasional, manusia kini sudah menjadi dewasa dan tercerahkan. Ditandai oleh Imanuel Kant dengan semboyan “Shapire Aide”.
⁵
Filsuf besar pada zaman ini terutama berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte, F. Schelling dan G. Hegel, alirannya di sebut dengan Idealisme.
4. Zaman Sekarang
Jika abad 17 dan 18 Filsafat Barat didominasi dengan tiga aliran besar seperti rasionalisme, empirisme, dan idealisme, maka pada abad 19 dan 20 ini aliran-aliran baru bermunculan seperti positivisme yang diungkapkan oleh Auguste Comte, Marxisme, Eksitensialisme, Fenomenologi, Pragtisme, Neo-Kantianisme, Neo-Tomisme, dan Struktualisme.
{3. FILSAFAT ISLAM}
Filsafat Islam merupakan gabungan dari dua kata, yaitu filsafat dan Islam. Jadi filsafat Islam, Islamic philosophy, pada hakikatnya adalah filsafat yang bercorak islami. Islam menempati posisi sebagai sifat, corak, dan
karakter dari filsafat. Filsafat Islam bukan filsafat tentang Islam, bukan the philosophy of Islam. Filsafat Islam artinya berpikir dengan bebas dan radikal namun tetap berada pada makna, yang mempunyai sifat, corak, serta karakter yang menyelamatkaan dan memberi kedamaian hati. Dalam sejarah, pertemuan Islam (kaum muslimin) dengan filsafat, terjadi pada abad-abad ke-8 masehi atau abad ke-2 Hijriah, pada saat Islam berhasil mengembangkan sayapnya dan menjangkau daerah-daerah baru. Dalam abad pertengahan,
filsafat dikuasai oleh umat Islam. Buku-buku filsafat Yunani, diseleksi dan disalur seperlunya, serta diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Minat dan gairah mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan waktu itu begitu tinggi karena pemerintahlah yang menjadi pelopor serta pioner utamanya. Dua
imperium besar pada masa itu, yakni Abbasiyah dengan ibu kotanya Bagdad
(di Timur), dan Umayyah dengan ibu kotanya Kordova (di Barat) menjadi pusat peradaban dunia yang menghasilkan banyak orang bergelut dalam dunia kefilsafatan. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat Islam, maka kehadiran para filosof muslim dalam dunia kefilsafatan dari masa ke
masa harus ditelusuri.
Pemikiran Islam adalah al hukmu ‘alaa al waaqi’ min wijhati nazhar il islaam (hukum/penilaian terhadap suatu fakta berdasarkan sudut pandang Islam). Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain: bersifat komprrehensif (syumuliyah), luas, praktis (amally), dan manusiawi.
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain.
Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles, dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid.
Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang, dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia, dan alam, karena sebagaimana diketahui, pembahasan Tuhan hanya akan menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat Islam secara keseluruhan yang disinari dengan ajaran-ajaran Islam. Ada yang mengatakan
bahwa pada saat sekarang ini apakah filsafat Islam masih ada, sebagian ada yang mengatakan bahwa filsafat Islam telah dirubah dengan pemikiran Islam. seorang tokoh dari mesir Hasan Hanafi dan Hamid Thahir mengatakan bahwa Filsafat islam saat ini masih ada. Apabila ada yang mengatakan filsafat Islam sudah tidak ada lagi itu salah besar bagi mereka. Banyak ilmu-ilmu yang
berkembang seperti ilmu kalam, tasawuf, ushul fiqih itu sebenarnya bagian dari filsafat Islam karena menggunakan metode-metode filsafat. Salah seorang dosen kairo Jamal Marzuqi mengatakan bahwa filsafat Islam saat itu tidak lagi ada, tetapi telah berubah menjadi pemikiran Islam.
SELESAI.
______________________________________________
REFERENSI :
http://peradaban-pemikiran.blogspot.com/2016/10/makalah-filsafat-yunani.html?m=1
http://r2ntlibrary1.blogspot.com/2015/04/makalah-filsafat-yunani.html?m=1
https://misekta.id/article/kajian-proposal-3-sejarah-filsafat-barat